SHOLAT DAN ROKA’AT
YANG BENAR SESUAI QUR’AN
Dengan
nama Allah maha pengasih maha terpuji
Pertanyaan : bagaimana sholat yang benar dan jumlah roka’at berdasarkan Al-Qur'an?
Allah telah mewajibkan pada Rasulullah Muhammad SAW untuk 50 sholat dalam satu hari satu malam, dimana tiap sholat adalah 2 hanya 2 roka’at. Tetapi total jumlah sholat 50 itu maksudnya total jumlah rokaatnya adalah 100 sesuai dengan jumlah nama-nama Allah 99 PLUS satu nama terbesar yang kami jelaskan sebelumnya. Ini sejalan dengan ayat:
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن
تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ
وَالْآصَالِ ﴿٣٦﴾
Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan
untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu
petang (36)
[Surah:
24 -An-Nur- Ayat: 36]
Dan karena Allah memiliki 100 nama karena itu pula Dia menjadikan sholat-sholat di rumah-rumah Allah dalam satu hari satu malam 50 sholat untuk tiap sholat ada dua roka’at jadi total jumlah raka’at sama dengan total jumlah nama-nama-Nya.
Tapi Allah maha pengampun dan maha memberi oleh karena itu Dia meringankan beban dan menjadikan sholat hanya 5 kali dan untuk tiap sholat dua roka’at. Kemudian Dia menyamakan sholat dengan 10 kali lipat satu roka’at maka total jumlah menjadi sama dengan 100 roka’at. Dan maka total jumlah roka’at menjadi sama nilainya dengan jumlah nama-nama Allah (100), semua sejalan dengan ayat:
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا
مِّنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ ﴿٨٧﴾
Dan sesungguhnya Kami telah berikan
kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang (berpasangan) dan
Al Quran yang agung.
[Surah: 15-Al-Hijr- Ayat: 87]
Maka apakah tujuh ayat berpasangan itu?
بِسْمِ اللَّهِ
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ ﴿١﴾ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿٢﴾
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ ﴿٣﴾ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ﴿٤﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥﴾ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا
الضَّالِّينَ ﴿٧﴾
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.(1) Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.(2) Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang.(3) Yang menguasai di Hari Pembalasan.(4) Hanya
Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.(5) Tunjukilah kami jalan yang lurus.(6) Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(7)
[Surah: 1 -Al-Fatiha- Ayat: 1-7]
Jadi apa maksudnya dengan berpasangan?
Karena
Allah telah memerintahkan kalian untuk membaca Al-Fatihah (tujuh ayat) sebanyak
dua kali dalam setiap sholat dengan ayat berpasangan. Ini membuktikan bagaimanapun
sholat selalu dua roka’at tidak lebih. Kemudian Allah telah memerintahkan
kalian untuk menyingkat sholat kalian menjadi satu roka’at hanya ketika
perjalanan dan dalam bahaya/ketakutan dari mereka yang mungkin akan menyerang
kalian selama sholat kalian. Kecuali Imam, dia harus sholat dua roka’at penuh sementara
satu kelompok bergabung dengannya di rokaat pertama yang lain memperhatikan
belakang mereka, dan ketika Imam telah melakukan rakaat pertama kelompok
pertama mengakhiri sholat mereka dan dia kelompok kedua masuk sementara
kelompok pertama memperhatikan dan berjaga di belakang mereka sampai imam
selesai roka’at kedua.
Jadi sholat satu roka’at hanya dilakukan selama ketakutan/bahaya dan ketika berada di perjalanan kecuali untuk imam yang memimpin sholat, Allah tidak memerintahkannya untuk menyingkat sholatnya
Semua dapat kalian temukan di Al-Qur'an sejalan dengan ayat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَىٰ
إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
فَعِندَ اللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ ۚ
كَذَٰلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوا ۚ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا ﴿٩٤﴾
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan
kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan
seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda
kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah
keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka
telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
لَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ
فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى
الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ
وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ
وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿٩٥﴾
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk
(yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang
berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan
orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk
satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik
(surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk
dengan pahala yang besar,
دَرَجَاتٍ مِّنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٩٦﴾
(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya,
ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ
ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنتُمْ ۖ
قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ
قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ
فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ
وَسَاءَتْ مَصِيرًا ﴿٩٧﴾
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan
malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat
bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab:
"Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para
malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat
berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,
إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ
الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا
يَهْتَدُونَ سَبِيلًا ﴿٩٨﴾
kecuali mereka yang tertindas baik
laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan
tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),
فَأُولَٰئِكَ عَسَى اللَّهُ أَن يَعْفُوَ
عَنْهُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا
غَفُورًا ﴿٩٩﴾
mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya.
Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ
فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ
وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ
يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿١٠٠﴾
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki
yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah
dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang
dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ
عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن
يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ
الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا ﴿١٠١﴾
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi,
maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang
orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
وَإِذَا كُنتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ
الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِّنْهُم مَّعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ
فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِن وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَىٰ
لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ ۗ
وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ
فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُم مَّيْلَةً وَاحِدَةً ۚ
وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن كَانَ بِكُمْ أَذًى مِّن مَّطَرٍ أَوْ كُنتُم
مَّرْضَىٰ أَن تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ ۖ
وَخُذُوا حِذْرَكُمْ ۗ إِنَّ
اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُّهِينًا ﴿١٠٢﴾
Dan apabila kamu berada di tengah-tengah
mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka
hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang
senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk
menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum
bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu], dan hendaklah mereka
bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu
lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan
sekaligus. Dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu
mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap
siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi
orang-orang kafir itu.
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا
اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ
فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ ۚ
إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا ﴿١٠٣﴾
Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu
berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.
[Surah: 4 -Al-Nisaa- Ayat:
94-103]
Jadi ini adalah memendekkan sholat dimana kalian ikut memendekkan sholat-sholat kalian dari 2 roka’at di waktu fajar atau sholat yang lainnya menjadi hanya satu roka’at kecuali Imam yang harus sholat dua roka’at penuh
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا
ضَرَبْتُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَتَبَيَّنُوا وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ أَلْقَىٰ
إِلَيْكُمُ السَّلَامَ لَسْتَ مُؤْمِنًا تَبْتَغُونَ عَرَضَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
فَعِندَ اللَّهِ مَغَانِمُ كَثِيرَةٌ ۚ
كَذَٰلِكَ كُنتُم مِّن قَبْلُ فَمَنَّ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَتَبَيَّنُوا ۚ
إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا ﴿٩٤﴾
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan
kepada orang yang mengucapkan "salam" kepadamu: "Kamu bukan
seorang mukmin" (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda
kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah
keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu, maka
telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
لَّا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ
الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ ۚ
فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ عَلَى
الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ
وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ
وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا ﴿٩٥﴾
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk
(yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang
berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan
orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk
satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik
(surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk
dengan pahala yang besar,
دَرَجَاتٍ مِّنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٩٦﴾
(yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya,
ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ
ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنتُمْ ۖ
قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ
قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ
فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ
وَسَاءَتْ مَصِيرًا ﴿٩٧﴾
Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan
malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat
bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab:
"Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para
malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat
berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan
Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,
إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ
الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا
يَهْتَدُونَ سَبِيلًا ﴿٩٨﴾
kecuali mereka yang tertindas baik
laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan
tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),
فَأُولَٰئِكَ عَسَى اللَّهُ أَن يَعْفُوَ
عَنْهُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا
غَفُورًا ﴿٩٩﴾
mereka itu, mudah-mudahan Allah
memaafkannya. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
وَمَن يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ
فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ
وَمَن يَخْرُجْ مِن بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ
يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ
وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿١٠٠﴾
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah,
niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki
yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada
Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat
yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ
عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَن
يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا ۚ إِنَّ
الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُّبِينًا ﴿١٠١﴾
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi,
maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang
orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata
bagimu.
[Surah: 4 -Al-Nisaa- Ayat: 94-101]
Adapun sholat saat di perjalanan ketika Anda tidak takut atau bahaya dari setiap ancaman, berbeda dengan memendekkan sholat. Maka anda menambahkan sholat tanpa memendekkan. Maka anda menambahkan sholat duhur dengan sholat ashar kemudian anda menambahkan sholat maghrib dengan sholat Isya’ tapi anda jangan memendekkan sholat. Sesuai dengan ayat:
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ
وَزُلَفًا مِّنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ
الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ
ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ ﴿١١٤﴾
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua
tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa)
perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
[Surah: 11 -Hood- Ayat: 114]
Jadi kedua tepi siang adalah sholat dhuhur dan sholat ashar dilakukan dalam satu sholat sementara permulaan daripada malam adalah sholat maghrib dan sholat isya’ dilakukan dalam satu sholat
Lalu
seseorang mungkin membantah saya dan mengatakan bahwa dua tepi siang bukan
dhuhur dan ashar, kalau begitu biarkan saya jelaskan pada kalian sholat lima
kali dan nama-nama mereka dan bagaimana mereka disebut dalam qur’an sehingga
kalian tahu apa yang dimaksud dengan dua tepi siang
فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ
وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ
﴿١٣٠﴾
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka
katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan
pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
[Surah: 20- Taha- Ayat: 130]
Maka pertama biarkan saya menjelaskan apa yang dimaksud dengan “Tasbih” memuji nama Tuhan yang Allah perintahkan pada kita untuk melakukannya terus-menerus, apa artinya perkataan ini, adalah tidak lain melainkan sholat yang kita diperintahkan untuk melaksanakan setiap hari. Karena sholat = Tasbih, sesuai dengan ayat:
فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَن
تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ
وَالْآصَالِ ﴿٣٦﴾
Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid
yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya,
pada waktu pagi dan waktu petang,
[Surah: 24 -An-Nur- Ayat: 36]
yang juga ditegaskan dalam ayat yang disebutkan sebelumnya
فَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا ۖ
وَمِنْ آنَاءِ اللَّيْلِ فَسَبِّحْ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ لَعَلَّكَ تَرْضَىٰ
﴿١٣٠﴾
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka
katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan
pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
[Surah: 20- Taha- Ayat: 130]
Mengenai
maksud dari “Sebelum terbit matahari” yang dimaksudkan disini adalah sholat
“Fajar”
Mengenai
maksud dari “Sebelum terbenam matahari” yang dimaksudkan disini adalah sholat
“Ashar”
Mengenai
maksud dari “waktu-waktu di malam hari” yang dimaksudkan disini adalah sholat “Maghrib
& Isya’”
Mengenai
maksud dari “Waktu-waktu di siang hari” yang dimaksudkan di sini adalah sholat
“Dhuhur”
Bukanlah
merujuk pada sholat Isya’ melainkan Dhuhur “Ashey (عشي)” untuk kata “Ashey (عشي)” Sesuai dengan ayat:
فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ
تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ ﴿١٧﴾ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيًّا
وَحِينَ تُظْهِرُونَ ﴿١٨﴾
Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu
kamu berada di senja hari dan waktu kamu berada di waktu subuh,(17) dan
bagi-Nya-lah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada pada
petang hari dan di waktu kamu berada di waktu Zuhur.(18)
[Surah:
30- Ar-Room- Ayat: 17-18]
Jadi maksud kata “di senja hari” adalah merujuk pada sholat “Maghrib dan Isya’” sementara maksud dari kata “waktu subuh” adalah merujuk pada sholat “Fajar” dan maksud kata “petang hari” adalah merujuk pada sholat ashar dan maksud kata “waktu zuhur” adalah merujuk pada sholat zuhur.
وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ ۚ
نِعْمَ الْعَبْدُ ۖ
إِنَّهُ أَوَّابٌ ﴿٣٠﴾ إِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصَّافِنَاتُ
الْجِيَادُ ﴿٣١﴾ فَقَالَ إِنِّي أَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَن ذِكْرِ رَبِّي حَتَّىٰ
تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ ﴿٣٢﴾ رُدُّوهَا عَلَيَّ ۖ
فَطَفِقَ مَسْحًا بِالسُّوقِ وَالْأَعْنَاقِ ﴿٣٣﴾
Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman,
dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya),(30)
(ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu
berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore,(31) maka ia berkata:
"Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda)
sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari
pandangan".(32) "Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku". Lalu
ia potong kaki dan leher kuda itu.(33)
[Surah: 38 - Saad- Ayat: 30-33]
jadi sekarang jelas apa maksud dari kata “Ashey (عشي)” Itu adalah saat sinar matahari berada pada pertengahaan hari dan menjadi sedikit lebih lama daripada melampaui pertengahan langit dan tidak lagi segaris lurus.
Setelah
saya menjelaskan jumlah sholat dan roka’at dari Qur’an saya sekarang
memerintahkan setiap orang TIDAK LEBIH DULU MENGIKUTI SHOLAT-SHOLAT INI sampai
saya mendiskusikan dengan para alim ulama muslim dan membuka mata mereka pada
sholat-sholat yang benar dari Allah dalam Qur’an, hanya ketika kita semua
sama-sama menyetujui baru dapat kami mulai sholat yang benar, karena jika kita memulai
sholat itu sekarang, kita akan menciptakan
perbedaan baru antar sesama umat, MAKA SHOLATLAH SESUAI YANG ANDA LAKUKAN
SEPERTI BIASANYA sampai saya berbicara pada semua alim ulama muslim dan mengajari
mereka sampai mereka meyakini sholat yang benar dan hingga mereka memberitahu
anda.
Adapun
orang-orang dari anda yang
menggunakan pengeras suara (loud speaker) untuk memanggil nama Allah dan do’a dzikir di malam hari, ini
bukanlah malam yang tepat, anda mengganggu
mereka yang istirahat, ini sesuai dengan ayat:
… وَجَعَلَ
اللَّيْلَ سَكَنًا….﴿٩٦﴾
….
dan menjadikan malam untuk beristirahat ….
[Surah: 6- Al-Anaam- Ayat: 96]
Jadi jika anda ingin melakukan dzikir dan menyebut nama Allah pada malam hari lakukanlah dalam keadaan tenang dan tidak keras, ini sesuai dengan ayat:
وَاذْكُر رَّبَّكَ فِي نَفْسِكَ
تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ
وَلَا تَكُن مِّنَ الْغَافِلِينَ ﴿٢٠٥﴾
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu
dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di
waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.
[Surah: 7- Al-Araaf- Ayat: 205]
Imam Nasser Mohamed El Yemeni
No comments:
Post a Comment