Friday, April 12, 2013

Kepada 'علم الجهاد' Yang Ingin Menyesatkan Hamba-hamba Allah, Padahal Al-Haq Benar-benar Mengawasi Perilakunya…




Imam Naser Muhammad Al-Yamani
05-13-2008
08:59 PM
ـــــــــــــــــــــــــــــ

Kepada 'علم الجهاد' Yang Ingin Menyesatkan Hamba-hamba Allah, Padahal Al-Haq Benar-benar Mengawasi Perilakunya…


بسم الله الرحمن الرحيم ، والصلاة والسلام على جميع الأنبياء والمُرسلين وآلهم الطيبين الطاهرين والتابعين للحق إلى يوم الدين ولا أفرق بين أحد من رُسله وأنا من المُسلمين، وبعد..

Aku mulai dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sholawat dan salam penghormatan ke atas seluruh nabi dan rasul serta ahli keluarga mereka yang baik lagi suci beserta para pengikut kebenaran hingga hari kiamat. Tidaklah aku membeza-bezakan seorangpun di antara para rasul Allah dan sesungguhnya aku ini termasuk di kalangan orang-orang yang berserah diri – muslimin. Wahai '
علم الجهاد',

Sesungguhnya aku mendapati engkau mengatakan terhadap Allah dengan sesuatu yang engkau tidak mengetahuinya, dengan keraguan dan prasangka yang samasekali tidak berguna untuk mencapai kebenaran. Engkau mendatangkan omongan dan ocehan panjang yang berlarut-larut, yang tidak difahami darinya suatu apapun oleh pencari kebenaran, lagi tidak dapat diambil manfaat darinya sedikitpun. Lalu engkau ajukan pula kepada kami ayat-ayat dari Al-Qur'an agar engkau dapat menjadikannya sebagai dalil terhadap apa yang engkau katakan tanpa bukti padahal ayat-ayat Al-Qur'an itu tidak ada kena mengena samasekali terhadap omonganmu dan ocehanmu yang panjang berlarut-larut. Begitupun, engkau juga tidak membalas pertanyaan-pertanyaan dariku.

Aku tidak mengajukan pertanyaan kepadamu dengan tujuan agar mendapat jawaban darimu supaya bertambah ilmuku, -aku berlindung kepada Allah dari ilmumu- aku bertanya kepadamu hanyalah supaya aku dapat menjelaskan kepada manusia tentang kesesatanmu, dimana engkau menyatakan kepada kami bahawa engkau bertemu Tuhanmu, lalu Dia memberimu Panji Jihad dengan menyerahkan panji itu dari tangan kanan-Nya ke tangan kananmu! Engkau menghindar dari menjawab agar orang-orang tidak mengetahui kesesatanmu, lalu engkau ingin memberitahukan manusia mengenai Allah dan mendefinisikan Tuhan mereka. Kemudian engkau membawa masuk pencari kebenaran ke dalam teka-teki, dilema, tahyul, kelakar dan senda gurau. Setelah itu pula, engkau bawakan kepada kami ayat-ayat agar engkau dapat menjadikannya -menurut sangkaanmu- sebagai dalil terhadap senda guraumu padahal ayat-ayat yang engkau nyatakan itu samasekali tidak ada kena-mengenanya dengan tahyul dan gurauanmu.

Akan tetapi aku Imam Mahdi Al-Muntazar yang sejati, Imam Naser Muhammad Al-Yamani, kelak akan mendatangkan kepada manusia ta'rif yakni definisi, pengenalan dan informasi terhadap Tuhanku dan Tuhan mereka, yaitu Allah-Tuhan Semesta Alam, dan aku katakan: Wahai pencari kebenaran di kalangan manusia, sesungguhnya Allah menyatakan di dalam kitabNya Al-Qur'an yang agung bahawasanya setiap perbuatan itu pasti ada pelakunya, dan tentunya kejadian manusia, langit dan bumi juga pastilah ada penciptanya.
Allah Ta'ala berfirman, yang ditujukan kepada kaum atheist:
أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ ﴿٣٥﴾ أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ ۚ بَل لَّا يُوقِنُونَ ﴿٣٦﴾
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan?Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; bahkan sebenarnya mereka itu tidak meyakini.
[QS. At-Thur – 52 : 35 - 36]

Setelah bertafakkur tentang penciptaan diri mereka, memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, serta terhadap segala sesuatu di antara keduanya, maka akan datanglah keyakinan terhadap Al-Khaliq Sang Pencipta, Allah SWT. Dengan bertafakkur juga akan hadir keyakinan mendalam terhadap keagungan dan kebesaran Sang Pencipta, lalu kehebatan dan keagungan Allah sebagai Pembuat segala sesuatu dapat diketahui melalui perbuatan-perbuatan-Nya. Sebab itulah orang yang bertafakkur -setelah memikirkan dan merenungkan- maka mereka akan mengucapkan: "Betapa agungnya Engkau Wahai Tuhanku".

Kemudian khusyu' dan tunduk hati mereka lalu mengalirlah air matanya, dikeranakan oleh kebesaran, keagungan dan kehebatan Allah Al-Haq -Subhaanahuu wa Ta'ala- yang telah mereka ketahui, walaupun mereka tidak boleh membaca dan menulis kerana ma'rifatullah -mengenal Allah- itu, tidak butuh pada pembacaan dan penulisan bahkan ia merupakan kejernihan yang murni lahir dari tafakkur, merenungi dirinya, memikirkan penciptaan langit dan bumi, yang kesemuanya itu merupakan ayat-ayat-Nya serta tanda-tanda-Nya bagi orang-orang yang yakin.

Maka, selepas bertafakkur, memikirkan, mentadabburi dan merenungi secara mendalam, akan datanglah rasa ketakutan, ketundukan, kepasrahan, kekhusyu'kan hingga mengalirlah air mata mereka oleh kebenaran yang telah mereka ketahui, lalu jadilah mereka itu termasuk di kalangan orang-orang yang yakin dengan kewujudan Tuhan mereka, yakin akan keagungan dan kehebatan-Nya -Maha Suci Dia-. Sebab itulah mereka takut akan Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, setelah mengetahui dan mengenal Allah, Tuhan semesta alam. Ma'rifat kepada Tuhan tidaklah terbatas hanya di dapatkan melalui pembacaan dan penulisan kerana jika demikian, tentulah tidak akan khusyu' hati orang-orang ummi, yakni orang-orang yang tidak tahu membaca dan menulis. Allah juga tidak bermaksud menyatakan di dalam firmanNya :
.... إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
صدق الله العظيم
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama
-Maha Benar Allah-
[QS. Al-Faatir – 35 : 28]

supaya orang-orang yang mengatakan terhadap Allah sesuatu yang tidak mereka ketahui menyangka "bahawa sesungguhnya, tidak ada yang takut kepada Allah kecuali para- alim-ulama yang belajar dan mendalami ilmu-ilmu agama serta hukum hakam perundangan islam lagi terpelajar". Jika begitu, orang-orang ummi yang tidak tahu membaca dan menulis akan menjadi orang-orang yang tidak takut terhadap Tuhan mereka, menurut takwil yang batil ini. Akan tetapi Imam Mahdi Al-Muntazar yang sejati, penolong Muhammad Rasulullah dan pembela Al-Qur'an yang agung, Imam Naser Muhammad Al-Yamani memberi fatwa dan aku katakan: Sesungguhnya Allah tidak maksudkan bahawa-tidak ada yang takut kepada-Nya di antara hamba-hamba-Nya melainkan para fuqaha umat ini-, kerana di antara mereka itu ada yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus, dan ada pula di antara mereka yang tidak takut terhadap Allah, Tuhan semesta alam. Ini kerana Allah tidak menganugerahkan ilmu kepadanya. Mungkin seseorang mahu menyelaku mengatakan: Mengapa pula engkau mengatakan bahawa Allah tidak memberinya ilmu, padahal dia orang alim yang tahu ilmu-ilmu agama dan hukum-hakam feqah? Untuk ini, Imam Mahdi Al-Muntazar yang sebenar membalas, dan aku katakan: Penyebab tiadanya rasa takut dalam hati orang alim yang tahu ilmu-ilmu agama dan hukum-hakam feqah, hanyalah kerana ilmunya itu sedikitpun tidak bermanfaat bagi dirinya. Demikian ini terjadi kerana dia sebenarnya jahil bukan orang alim, maksudnya, dia jahil dalam ilmu ketuhanan, jahil mengenai keagungan Tuhan. Maknanya, sedikit sekali ilmu ketuhanan dan rendah ma'rifatnya terhadap ilmu keagungan Tuhan, kerana barangsiapa yang jahil terhadap keagungan Allah, maka sesungguhnya dia jahil dalam ilmu seluruhnya-walaupun dia alim, walaupun dia terpelajar lagi terdidik. Kerana dia sebenarnya termasuk di kalangan orang-orang yang jahil terhadap kadar kehebatan Tuhan mereka dan mereka tidak mengetahui nilai keagungan-Nya, walaupun mereka studi dan belajar. Ini kerana, selagi dia belum dan tidak takut kepada Allah, maka selama itulah dia termasuk di kalangan orang-orang yang jahil, walaupun dia alim dan tahu ilmu-ilmu agama serta hukum-hakam feqah. Demikian ini kerana sesungguhnya Allah berfirman dalam muhkam kitab-Nya yang mulia:
.... إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
صدق الله العظيم
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama
-Maha Benar Allah-
[QS. Al-Faatir – 35 : 28]

Jika demikian wahai para pencari kebenaran, maka siapa pula para alim-ulama di kalangan manusia, sedangkan orang-orang yang tidak takut terhadap Tuhan mereka, ulama atau selain mereka sebenarnya adalah orang-orang yang jahil.
Oleh itu, kami fatwakan kepada kalian dengan kebenaran dan kami katakan: Sesungguhnya ulama yang dimaksud pada ayat di atas adalah ulama yang mengetahui dan mengenal keagungan Tuhan mereka, Maha Suci Dia dan Maha Luhur lagi Maha Tinggi dengan keagungan yang setinggi-tingginya. Sama sahaja apakah dia seorang yang dapat membaca, seorang alim ataupun seorang ummi yang tidak tahu membaca dan menulis. Ini kerana, bagaimana pula seseorang yang ummi boleh menjadi seorang hamba yang takut kepada Allah?

Demikian ini kerana dia adalah seorang yang mengetahui dan mengenal kadar keagungan dan nilai kehebatan kekuasaan Allah, Tuhan semesta Alam. Dan sebab itu juga kalian akan menemukan bahawa dia takut kepada Allah, kerana sesungguhnya dia adalah orang alim yang mengetahui kadar kehebatan dari keagungan Tuhannya- Maha Suci Dia- begitu juga di antara mereka itu, ada yang tidak tahu membaca dan menulis kerana dia ummi. Tapi sungguhpun dia begitu, kalian akan mendapati bahawa dia takut kepada Allah Tuhan sekalian alam, lebih baik dari rasa takutnya kebanyakan dari orang-orang yang terpelajar. Akan tetapi, bagaimana cara untuk mengapai dan mendapatkan rasa takut kepada Allah, sehingga mengenal-Nya dengan sebenar-benarnya?

Demikian ini kerana mengenal dan berma'rifat terhadap keagungan dan kebesaran Allah itu tidak membutuhkan pembacaan dan penulisan, akan tetapi ia perlu kepada akal pemikiran yang digunakan untuk mentafakkuri ciptaan-ciptaan Allah di langit dan di bumi, yang Dia telah ciptakan dengan kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya, maka dengan itulah akan tercapainya pengenalan dan ma'rifat terhadap keagungan dan keMaha-an-Nya, lalu dia akan mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, Maka renungkanlah kalian, bertadabburlah terhadap ayat ini dengan baik dan menyeluruh, maka kalian akan memahami khabar penjelasan bahawa sesungguhnya ilmu ma'rifat terhadap keagungan Tuhan itu, muncul dari tafakkur, yakni bertafakkur merenungi, memikirkan tentang makhluk yakni segala sesuatu ciptaan Allah.
Firman Allah Ta'ala :
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُّخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا ۚ وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ ﴿٢٧﴾ وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ ﴿٢٨﴾
صدق الله العظيم

Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (27)
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (28)
[QS. Al-Faatir – 35 : 27 – 28]

Jika begitu, sungguh kalian telah mengetahui bahawa ulama yang benar-benar takut kepada Allah yang dimaksudkan-Nya, adalah ulama yang ma'rifat terhadap keagungan-Nya, mengenal kehebatan dan kekuasaan-Nya, sama sahaja samaada dia di kalangan orang-orang ummi ataupun di kalangan para alim-ulama yang menekuni ilmu agama ataupun para pelajar. Demikian ini disebabkan rasa ketakutan mereka yang datang melalui perenungan, pemikiran, dari tadabbur dan tafakkur terhadap ciptaan-ciptaan Allah di langit dan di bumi.
Allah Ta'ala berfirman:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٩١﴾
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi : "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
[QS. Ali-Imraan 03 : 191]

Adapun jika kalian menjadikan ayat tadi terbatas hanya terhadap alim-ulama yang menekuni fiqh dan ilmu-ilmu agama, jika begitu, pasti kalian tidak akan menemukan seorangpun di kalangan ummi yang takut kepada Allah, kerana dia tidak tahu membaca dan menulis. Demikian pula, kalian juga tidak akan menemukan seorang hakim pun yang menerima rasuah atau berbuat kezaliman. Akan tetapi hakikatnya, kalian malah mendapati adanya para alim-ulama dan hakim bijak pandai yang menetapkan hukum dengan zalim, menerima rasuah dan menghukum orang baik sebagai orang jahat, maka mereka semua membuatkan orang yang dizalimi malah bertambah terzalimi dengan kezaliman yang bertumpuk-tumpuk.
Firman Allah Ta'ala:
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١٨٨﴾
صدق الله العظيم
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan kamu membawa harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan dosa, padahal kamu mengetahui.
[QS. Al-Baqarah 02 : 188]

Jika demikian wahai seluruh para pencari kebenaran, sesungguhnya orang alim itu, akan menjadi orang alim yang sebenarnya ketika dia menghadirkan keagungan, kebesaran dan kemahakuasaan Allah dihatinya, melalui tadabbur dan tafakkur, perenungan dan pemikiran lalu kemudian pasrah, tunduk dan khusyu' hatinya dan mengalir air matanya.

Mereka itulah ulama sesungguhnya di antara manusia yakni orang-orang yang bersamaan, seimbang dan selaras kesaksian mereka itu dengan kesaksian Allah terhadap keagungan Dzat-Nya dan keEsaan-Nya. Begitu juga seimbang dan selaras kesaksian mereka itu dengan kesaksian para malaikat yang didekatkan. Mereka merupakan ulama yang mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya. Tiada ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia.
Allah Ta'ala berfirman:
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١٨﴾
‏‏صدق الله العظيم

Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),
Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[QS. Al-Imraan 03 : 18]

Dan mengapakah Allah tidak berfirman pada ayat ini, sebagai ganti dari firmannya
{
وَأُولُو الْعِلْمِ}- dan orang-orang yang berilmu dengan mengatakan: (والمؤمنون) dan orang-orang beriman? Demikian ini terjadi kerana bahawasanya orang-orang kafir itu sebenarnya beriman, yakni percaya kepada Allah akan tetapi mereka tidak mengagungkan-Nya dengan pengagungan yang sebenar-benarnya. Bermaksud bahawa mereka sesungguhnya tidak mengenal-Nya dengan sebenar-benar pengenalan terhadap-Nya.
Allah yang Maha Luhur berfirman:
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۚ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٢٥﴾
Dan sesungguhnya jika engkau tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?"Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; akan tetapi kebanyakan dari mereka itu sebenarnya tidak mengetahui.
[QS. Luqman 31 : 25]

Jika demikian, maka keyakinan dalam hati, kekhusyu'kan, ketundukan serta kepasrahan dan air mata yang mengalir kerana gentar dan takut terhadap Allah, datang setelah adanya tafakkur, tazakkur, dan tadabbur terhadap ciptaan-ciptaan Allah kerana di bumi terdapat ayat-ayat dan tanda-tanda bagi orang-orang yang yakin, bahkan pada diri mereka sendiri. Maka mengapakah kalian tidak memperhatikannya? Jadi, ma'rifat terhadap keagungan dan kemahakuasaan Allah dan keEsaan-Nya -Maha Suci Dia-, akan datang dan hadir dalam hati seseorang melalui tafakkur terhadap ciptaan-ciptaan Allah di langit maupun di bumi, demikian juga melalui tadabbur dan tafakkur terhadap ayat-ayat kitab-Nya yang penuh hikmah dan kebijaksanaan, maka dia akan mendapati bahawa ayat-ayat Allah adalah benar, sesuai dengan kenyataannya.

Adapun mengenai Dzat Allah wahai '
علم الجهاد',
Dia bersemayam di Arsy-Nya dan tidak ada sesuatupun yang semisal dengan-Nya dan tidak ada yang mampu melihat-Nya sedang Dia berkata-kata dengan para makhluk ciptaan-Nya dari belakang tabir. Maha luas rahmat dan ilmu-Nya meliputi segala sesuatu dan Dia Maha Mengetahui urusan-urusan yang zahir maupun yang batin lagi Maha Mengetahui mata-mata yang khianat dan Maha Mengawasi apa yang tersembunyi di dalam hati.
أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ ﴿١٤﴾
Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui; sedang Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?
[QS. Al-Mulk 67 : 14]

Dan aku Imam Mahdi Al-Muntazar yang sejati, aku tidak membawa manusia ke dalam teka-teki terhadap Dzat Allah, yang tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, tidak malaikat, tidak pula jinn, apalagi manusia. Sekiranya aku tanyakan kepada salah seorang dari kalian bagaimanakah bentuk kereta sedan model tahun 2020 kelak? Pasti dia akan menjawab: "Allahu 'alam", meskipun dia mengetahui model tahun 2008, akan tetapi pengetahuan itu tidak bermanfaat untuknya bagi mengetahui bentuk model tahun 2020 kelak. Kepunyaan Allah-lah sifat yang Maha Tinggi lagi Maha Luhur. Lalu bagaimana pula manusia dapat berbicara tentang Dzat Allah wahai '
علم الجهاد' padahal Dia itu, tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan-Nya? Apakah engkau mahu mengatakan bahawa bentuk-Nya seperti bentuk manusia akan tetapi Dia besar dan lebih besar lagi! Atau Dia seperti malaikat akan tetapi dimensi-Nya lebih besar lagi! Atau Dia menyerupai segala sesuatu dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya? Maha Suci Dia !!

Bahkan tidak ada suatu apapun yang serupa dengan-Nya, lalu bagaimana pula engkau dapat pergi terlalu jauh memikirkan Dzat Allah, yang tidak ada keserupaan sama sekali dengan suatu apa pun
wahai '
علم الجهاد'? Sebenarnya, engkau hanya mahu agar manusia kafir terhadap Tuhan mereka dengan tahyul, teka-teki dan senda guraumu. Kalian (syaitan jinn dan manusia) mahu agar manusia memikirkan Dzat Tuhan mereka. Akan tetapi Imam Mahdi Al-Muntazar yang haq, Pembela Muhammad dari Yaman - Naser Muhammad Al-Yamani- memberi amaran dan peringatan kepada kaum muslimin agar berwaspada dan menghindar dari memikirkan Dzat Tuhan sekalian alam. Agar mereka tidak memikirkan Dzat yang akal-akal kecil lagi cetek dan rendah mereka itu, tidak akan mampu meliputi keagungan Dzat-Nya, sepertimana penglihatan-penglihatan mereka yang tidak mampu mencapai-Nya. Adakah gunung mampu menatap Dzat-Nya setelah Dia bertajalli menampakkan Diri-Nya? Bagaimana pula dengan manusia yang serba kekurangan lagi lemah ini?! Akan tetapi, bertafakkurlah pada keagungan sifat-sifat-Nya, Tuhan yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Maka kelak kalian akan mengetahui yang demikian itu setelah bertafakkur pada makhluk-makhluk ciptaan-Nya, dan jangan bertafakkur pada Dzat-Nya kerana kalian akan binasa.
Si 'علم الجهاد' ini sebenarnya hanya mahu menyibukkan dan menggusarkan hati kalian dengan memikirkan Dzat Tuhan kalian supaya kalian binasa.  Aku bersumpah demi Allah, Dzat yang tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, bahawasanya 'علم الجهاد' ini ditempati oleh syaitan durjana lagi terkutuk, maka janganlah engkau menghindar dari mubahalah wahai 'علم الجهاد',
aku bersumpah demi Allah, Dzat yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain-Nya, sungguh sekiranya engkau maju bermubahalah wahai '
علم الجهاد', untuk menentang dan melawan Naser Muhammad Al-Yamani Imam Mahdi Al-Muntazar yang sejati, maka sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan para malaikat-nya dan hamba-hamba Allah yang sholeh di antara hamba-hamba-Nya, bahawasanya Allah kelak akan merubahmu menjadi khinzir jika kita telah sepakat melakukan mubahalah, padahal aku tidak meminta kepada Allah agar menghukumi antara kita berdua.
Wahai '
علم الجهاد', sesungguhnya kesempatan telah tiba untukmu dan untuk manusia, agar jelas bagi mereka adakah Naser Muhammad Al-Yamani benar-benar Imam Mahdi Al-Muntazar ataukah dia hanya seorang yang sangat pendusta? Kemarilah maju untuk mubahalah, demi Allah aku tidak akan membiarkan engkau kecuali engkau bermubahalah denganku wahai 'علم الجهاد', atau engkau berpaling lari, maka jangan pernah engkau kembali mengikuti forum di laman web Imam Naser Muhammad Al-Yamani dan jangan sesekali menulis lelucon dan senda gurau bodohmu di web ini lagi, yang tidak bermanfaat samasekali untuk menggapai kebenaran, bahkan engkau hanya ingin mengacau dan merosakkan pemikiran umat ini dengan gurauan dan tahyul, dengan omongan dan ocehan yang tidak berguna dan tidak berfaedah sedikitpun. Demikianlah aku memberi ancaman dan amaran kepada syaitan yang menetap padamu, bahawa sesungguhnya aku akan membuatkan 'علم الجهاد'
menjadi bagaikan oven yang membakar syaitan di dalam dirinya. Kelak Allah akan membakar dan menghancurkan kebatilan dengan kebenaran. Barangsiapa yang tidak dijadikan baginya cahaya oleh Allah, maka tidak ada cahaya baginya.

وسلام على المُرسلين والحمدُ لله رب العالمين..

Salam penghormatan ke atas para rasul dan segala puji-pujian hanya layak bagi Allah.

المهدي المنتظر خليفة الله على البشر من آل البيت المطهر من نسل الحسين بن علي بن أبي طالب الإمام ناصر محمد اليماني.

Imam Mahdi Al-Muntazar Khalifah Allah untuk semua manusia, dari kalangan ahlul bayt yang suci,
dari keturunan Hussain bin Ali bin Abi Tholib Imam Naser Muhammad Al-Yamani
ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ

Alihbahasa Arab-Melayu oleh:
Nasir Al-Mahdi - Pengikut Imam Mahdi
6.00am - Daulah Islam Nusantara
29 Rabiul Akhir 1434 H / 23 Maret 2013 M

sumber asal bayan:


No comments:

Post a Comment