Dengan nama Allah maha pengasih dan
maha penyayang…
Damai dan berkah atas semua Rasul
dan Nabi Allah yang diutus untuk jin dan manusia mulai mulai dari yang pertama
dari mereka hingga yang terakhir dari mereka; Rasulullah Muhammad SAW yang
diutus untuk manusia. Semoga Allah memberikan berkah atas mereka dan keturunan
mereka yang baik dan semua yang mengikuti jalan Allah yang lurus sampai hari
penghakiman. Saya tidak membuat perbedaan antara satu dengan yang lain dari
Rasul-rasul-Nya. Saya Muslim, Hanif (monoteis), dan saya BUKAN orang Musrik
politeis, penyembah berhala (idolaters), dan mereka yang menyekutukan Allah.
Wahai manusia, saya adalah Mahdi Al-Muntazhar, khalifah Allah yang maha esa, tertinggi, mengingatkan manusia yang telah memasuki zaman dari tanda-tanda besar dari masa dan sebagian besar dari anda adalah telah lupa dan tidak mengikuti Al-Qur'an yang suci, pesan dari Allah kepada semua manusia dan jin, yang dipercaya oleh sekelompok jin.
قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ
نَفَرٌ مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا [٧٢:١]
Katakanlah (hai
Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan
sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah
mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,
[QS. Al-Jin 72 : 1]
Wahai jin dan manusia, saya Imam Al-Mahdi, khalifah Allah, seorang lelaki yang Allah maha pengasih ajarkan kebenaran uraian Al-Qur'an. Tiap manusia dan jin yang mendebat saya akan saya kuasai melalui pengetahuan dan wibawa dari ayat-ayat yang jelas dari Al-Qur'an. Tuhan saya menunjukkan pada saya bahwa saya adalah Imam Mahdi yang ditungu, khalifah Allah untuk anda. Saya tidak dipilih menjadi khalifah oleh jibril, ataupun malaikat-malaikat Allah yang maha pengasih, ataupun setan-setan jin dan manusia. Tidak juga oleh makhluk-makhluk Allah di langit dan di bumi untuk memilih khalifah Allah, tapi Allah sendiri yang memilih, teragung, tertinggi.
Sesuai firman Allah untuk manusia dan jin; hanya Allah, yang maha pengasih yang memilih khalifah-Nya di bumi. Tidak ada Tuhan selain Allah dan tidak ada yang boleh disembah kecuali Allah. Tidak diserahkan kepada anda atas pemilihan khalifah Allah sesuai firman Allah dalam ayat:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ
وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ
الْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ [٢٨:٦٨]
Dan Tuhanmu
menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada
pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan (dengan Dia).
[QS. Al-Qashas 28 : 68]
Itu karena anda tidak mengetahui
lebih dari Allah. Maha mulia Allah, teragung, tertinggi. Malaikat-malaikat
tertinggi dari Allah membuat suatu kesalahan di depan Tuhan-Nya tanpa maksud mereka saat mereka mendengar Allah berkata untuk
menceritakan dan membiarkan mereka tahu keputusan-Nya ketika Dia berkata:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ
إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ
قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ
نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ
قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ [٢:٣٠]
Ingatlah ketika
Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
[QS. Al-Baqarah 2 : 30]
Penjelasan yang benar dari "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" adalah anda tidak megetahui lebih dari yang Tuhan ketahui. Dan ketika malaikat-malaikat dari yang maha pemurah membuat kesalahan di depan Tuhan mereka, Allah maha pengasih menyembunyikannya dalam kebesaran diri-Nya dan tidak menunjukkannya kepada mereka sampai Dia menciptakan Adam dan semua keturunannya dalam darah dagingnya sesuai dengan ayat:
……. هُوَ أَعْلَمُ بِكُمْ إِذْ أَنشَأَكُم مِّنَ الْأَرْضِ وَإِذْ
أَنتُمْ أَجِنَّةٌ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ ۖ
فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ
أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ [٥٣:٣٢]
…….
Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari
tanah
dan
ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan
dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.
[QS.
An-Najm 53 : 32]
Kemudian Allah mengambil perjanjian
Adam dan semua keturunannya. Allah berfirman :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي آدَمَ مِن
ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ
بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ
أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ [٧:١٧٢]
Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
[QS. Al-A’raf 7
: 172]
kemudian Allah memilih khalifah ini di bumi dari Imam-imam yang ada di kitab; para Rasul, Nabi-nabi dan Imam-imam yang taat (yg benar). Kemudian Dia mengajari Adam nama-nama mereka semua, kemudian dia membawa keluar mereka (khalifah-khalifahnya-Nya) malaikat-malaikatnya yang melakukan kesalahan di hadapan Tuhannya ketika mereka mengatakan:
…قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ
فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ …[٢:٣٠]
"Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"
[QS. Al-Baqarah 2 : 30]
Untuk itu Allah mengeluarkan
khalifah pilihan-Nya dari keturunan Adam dan mengajari Adam nama-nama
khalifah-khalifah yang Dia pilih. Allah menunjukkan khalifah-Nya dari keturunan
Adam kepada malaikat-malaikat-Nya untuk membuktikan argumentasinya dan untuk
mengingatkan bahwa Allah lebih tahu. Allah SWT berfirman:
وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا
ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ
هَٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ [٢:٣١]
Dan Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada
para Malaikat lalu berfirman: "Katakan kepada-Ku nama-nama itu jika kamu mamang benar!"
[QS. Al-Baqarah 2 : 31]
kemudian para malaikat tahu bahwa mereka telah menyimpang dan membuat kesalahan di depan Tuhannya kemudian memohon ampun, bertobat pada Tuhan yang maha mulia bahwa mereka tidak tahu apa-apa kecuali yang Allah SWT telah ajarkan pada mereka.
قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا
إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ
الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ [٢:٣٢]
Mereka
menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana".
[QS. Al-Baqarah 2 : 32]
Kemudian Allah memerintahkan Adam,
yang dipilih sebagai khalifah oleh Allah dan yang Allah tambahkan secara
melimpah pengetahuan melalui para malaikat-Nya, untuk membuktikan bahwa Allah
mengajarinya yang tidak diajarkan kepada mereka (para malaikat) dan bahwa
ditambahkan ilmunya. Allah menjadikannya (menambahkan secara melimpah dalam
pengetahuan) bukti untuk menjadi khalifah Allah atas semua
khalifah-khalifah-Nya untuk semua manusia. Karena itulah mengapa Allah tidak
memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepada Adam sebelum Adam
membuktikan pengetahuannya kepada mereka. Jadi Adam diperintahkan untuk
menunjukkan bukti bahwa dia diberikan pengetahuan yang lebih.
قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم
بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنبَأَهُم
بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ [٢:٣٣]
Allah
berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama ini".
Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama itu, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?"
[QS. Al-Baqarah
2 : 33]
Dari cerita ini anda dapat mengikuti: khalifah pilihan Allah adalah hanya untuk Allah dan bukan pilihan dari makhluk-makhluk apapun; para malaikat, manusia, jin. Sudah tidak ada pilihan bagi mereka ketika datang untuk memilih khalifah Allah sesuai dengan ayat:
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ
وَيَخْتَارُ ۗ مَا كَانَ لَهُمُ
الْخِيَرَةُ ۚ سُبْحَانَ اللَّهِ
وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ [٢٨:٦٨]
Dan Tuhanmu
menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada
pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
persekutukan (dengan Dia).
[QS. Al-Qashas 28 : 68]
Di mana anda datang dengan iman di situlah anda yang dipilih khalifah Allah, Imam Al-Mahdi Al-Muntazhar (seorang penunjuk) Maha suci Allah atas apa yang mereka persekutukan dengan Allah.
Wahai jin dan manusia, saya Imam
Al-Mahdi Al-Muntazhar (seorang penunjuk), saya bersumpah demi yang Maha Esa
yang menciptakan manusia dari bumi, yang diturunkan di kitab, Maha Pemberi,
Maha Bijaksana, yang tidak satu pun dari anda yang akan mengikuti Imam Mahdi Al-Muntazharmelainkan
mereka yang mau memahami di antara jin dan manusia yang terbaik di samping
semua ciptaan yang bekerja dengan pikiran mereka, mereka yang tidak menilai
sebelum mendengar bukti dari seseorang yang mengaku bertambah pengetahuannya,
kemudian mereka berpikir; apakah pikiranku menerima tambahan pengetahuan? Lalu
mereka mengikuti yang terbaik dari apa yang mereka dengar jika itu bisa
diterima dengan pikiran dan logis.
Merekalah yang dibimbing oleh Allah
antara manusia dan jin sepanjang waktu dan tempat, di jaman Nabi-Nabi dan di
jaman Imam Mahdi Al-Muntazhar.
Tak satupun akan menjawab panggilan seseorang yang memanggil orang-orang untuk mengikuti kebenaran melainkan dengan pengertian orang-orang yang terbaik. Sementara orang-orang yang terburuk adalah mereka yang tidak bekerja dengan pikiran mereka dan tidak berpikir dari pengetahuan yang telah diberikan kepada mereka dari Tuhannya. Allah berfirman:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا
مِّنَ الْجِنِّ وَالْإِنسِ ۖ لَهُمْ
قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا
وَلَهُمْ آذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ
أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ
أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ [٧:١٧٩]
Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai.
[QS. Al-A’raaf
7 : 179]
Teman-teman di
neraka tahu bahwa alasan mereka tidak mengikuti kebenaran dari Tuhan mereka
adalah karena mengikuti kebutaan yang datang sebelum mereka dan tidak
menggunakan pikiran mereka untuk berpikir dari pengetahuan dari seseorang yang
memanggil mereka untuk mengikuti kebenaran dari Allah yang telah diturunkan
dari Tuhan mereka untuk mengajak mereka ke jalan yang lurus. Allah
berfirman:
تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ ۖ كُلَّمَا أُلْقِيَ فِيهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ
خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيرٌ [٦٧:٨]
hampir-hampir
(neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya
sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada
mereka: "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi
peringatan?"
قَالُوا بَلَىٰ قَدْ جَاءَنَا نَذِيرٌ
فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللَّهُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا فِي
ضَلَالٍ كَبِيرٍ [٦٧:٩]
Mereka
menjawab: "Benar ada", sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi
peringatan, maka kami mendustakan(nya) dan kami katakan: "Allah tidak
menurunkan sesuatupun; kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang
besar".
[QS. Al-Mulk 67 : 8 - 9]
Jadi, tak seorang pun yang akan
mengikutinya yang memanggil anda ke jalan yang lurus dari Allah, dia yang
terbimbing dan didukung dengan pengetahuan dari Tuhannya, kecuali mereka yang
mengerti yang menggunakan pikiran mereka dan yang tidak menilai seseorang yang
mengajak mereka untuk mengikuti kebenaran dari Allah sebelum mendengarnya,
mereka yang tidak menilai bahwa dia benar atau salah sebelum mereka mendengar
dengan pikirannya yang logis dari Tuhannya sesuai dengan yang Allah katakan:
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى
اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ
اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا
أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ [١٢:١٠٨]
Katakanlah
(wahai Muhammad): "Inilah
jalanku, aku mengajak kepada Allah (Yang Maha
Esa) dengan pengetahuan yang pasti, saya dan orang-orang yang mengikutiku.
Dan Maha Suci Allah
yang Agung (atas semua yang menyekutukan-Nya). Dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik"
(politeis, pemuja berhala, dan mereka yang menyembah pada selain Allah atau
menjadikan sekutu-sekutu dengan-Nya)
[QS. Yusuf 12 : 108]
Mereka yang tidak menilai siapapun
dia yang mengajak kepada Allah sebelum mereka mendengar dan berpikir lebih dalam,
apakah pengetahuannya logis dan benar dari Allah, pikiran mereka
sungguh-sungguh menerima kebenaran, hanya jika bahwa pengetahuan yang diterima
dengan pikiran mereka dan logis. Itu karena pemikirannya tidak pernah buta.Hati
yang terkunci yang dapat buta yang menghalangi pikiran dari pemikiran.
Pemikiran tidak memiliki wewenang melebihi hati, pikiran hanya membedakan
kebenaran dari kesalahan jika mereka menggunakan.
Merenungkan logisnya pikiran-pikiran dari orang-orang Ibrahim As. Pikiran mereka menilai dengan kebenaran antara mereka dan Ibrahim As. Lalu mereka memutar balik kepada diri mereka dan berkata: “Sesungguhnya kalian telah dholim (politeis dan berbuat dosa)
فَرَجَعُوا إِلَىٰ أَنفُسِهِمْ فَقَالُوا
إِنَّكُمْ أَنتُمُ الظَّالِمُونَ [٢١:٦٤]
Maka mereka
telah sadar
diri dan berkata:
"Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang dholim" (politeis dan pelaku dosa)
[QS. Al-Anbiyaa 21 : 64]
Saat mereka telah sadar atas diri mereka, tiap orang dari mereka menggunakan pikirannya untuk berpikir tentang menyembah berhala yang mereka buat kemudian disembah oleh mereka. Apakah pikiran bisa menerimanya? Aturan berdasarkan kebenaran yang datang dari pikiran mereka adalah: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang dholim" (politeis dan pelaku dosa)
Saya Imam penunjuk berkata pada anda
: Wahai manusia, Allah membuat pikira anda menilai antara saya dan anda. Saya
bersumpah atas nama Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, bahwa pikira-pikiran
anda tidak akan salah untuk tidak jujur kepada Imam Al-Muntazhar dan anda akan
menilai dengan pikiran anda sendiri bahwa anda salah. Itu karena Nasser
Muhammad Al-Yamani memangil anda untuk mengikuti ayat-ayat yang jelas pada Al-Qur'an
yang terlindungi dan dijaga oleh Allah dari perubahan dan dirubah. Saya meminta
pada anda untuk tidak mengikuti apapun yang bertentangan dengan ayat-ayat yang
jelas dari kesucian Al-Qur'an, dan saya tidak menolak Sunnah (perilaku dan
hadits Nabi Muhammad SAW yang sampai pada kita). Saya buktikan dari Al-Qur'an
yang jelas bahwa sunnah tidak terlindungi dari perubahan dan dirubah oleh
setan-setan manusia yang muncul menjadi orang beriman sambil mereka
menyembunyikan kekafirannya sesuai dengan ayat:
وَيَقُولُونَ طَاعَةٌ فَإِذَا بَرَزُوا مِنْ عِندِكَ بَيَّتَ طَائِفَةٌ مِّنْهُمْ غَيْرَ الَّذِي تَقُولُ ۖ وَاللَّهُ يَكْتُبُ مَا يُبَيِّتُونَ ۖ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا [٤:٨١]
Dan mereka
(orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban kami hanyalah) taat".
Tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur
siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan
tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka
berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah
menjadi Pelindung.
[QS. An-Nisaa 4 : 81]
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ
لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا [٤:٨٢]
Maka apakah
mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
[QS. Al-Imraan 3 : 82]
Dan anda tahu bahwa Rasulullah Muhammad SAW tidak berbicara atas keinginannya sendiri bahkan saat datang kepada hadits beliau, tapi hadits tidaklah terlindungi dari perubahan dan dirubah dan mengatakan atas nama Nabi Muhammad SAW. Untuk itu Allah SWT membuat kitab-Nya Al-Qur'an yang suci, sebagai referensi anda untuk menunjukkan kebohongan yang dikatakan dengan mengatasnamakan Nabi Muhammad SAW. Allah mengajari anda bahwa anda akan sungguh-sungguh menemukan disana banyak perbedaan antara Al-Qur'an suci dan kebohongan yang diatasnamakan dari Nabi Muhammad SAW karena kebenaran dan kesalahan adalah pertentangan yang tak akan pernah sesuai.
Imam Mahdi Al-Muntazhar meminta anda
tidak ada yang lain jika anda adalah orang-orang yang mengerti. Maka siapakah
yang berdosa? Apakah mereka yang beriman pada Al-Qur'an suci dan ajaran
kebenaran dan hadits dari Nabi Muhammad SAW dan menolak apapun yang
bertentangan dengan ayat-ayat yang jelas dari Al-Qur'an? Kebohongan yang
mengatasnamakan Nabi Muhammad SAW yang melawan perkataan Allah adalah tidak
berasal dari Allah tapi dari setan-setan dan kaki tangan/teman-teman mereka.
Sesuai dengan ayat:
….. وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ
لِيُجَادِلُوكُمْ ۖ وَإِنْ
أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ [٦:١٢١]
…..Sesungguhnya syaitan itu
membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu
menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.
(Pagans, idolaters, polytheists)
[QS. Al-Anaam 6 : 121]
Tapi sedihnya, wahai Muslim, anda
menuruti mereka sampai anda menjadi Musyrik setelah anda beriman mereka
membalikkan anda untuk menjadi tidak beriman dalam ayat-ayat yang jelas dari
kitab Allah. Itulah mengapa Allah mengirim pada anda Imam
Al-Muntazhar/Al-Mahdi, kebenaran dari Tuhanmu, untuk menunjukkanmu kepada jalan
yang benar dari Allah, maha bijaksana, pemilik nama-nama terpuji. Tidak, kami
berikan kebenaran dalam ayat-ayat yang jelas dari Al-Qur'an suci melawan
kebohongan dan kesalahan sehingga Al-Qur'an menghancurkan kebohongan, dan
lihatlah, itu (kesalahan) menghilang. Dan sengsaralah anda atas yang anda
anggap berasal.
Saya akan datang dengan bukti yang
jelas bahwa Muslim telah menyekutukan di samping Allah dan mengikuti politeisme
dari orang-orang pemegang injil yang membesar-besarkan dalam menghormati Nabi
dan Rasulullah seperti Kristen membesar-besarkan dalam menghormati hamba Allah
dan Rasul-Nya Isa putra Maria As. Seorang sarjana Muslim ingin menyela saya
berkata: “Wahai Nasser Muhammad Al-Yamani, takutlah pada Allah, apa pendapat
anda bahwa mereka Muslim dan sarjana menyekutukan di samping Allah dan
mengikuti politeisme dari orang-orang pemegang injil? Kami tidak megnatakan
bahwa Muhammad SAW adalah anak Tuhan, Maha suci dan Maha Agung Allah atas apa
yang orang-orang Kristen katakan”. Kemudian saya Imam Mahdi yang dikirim kepada
anda untuk menunjukkan anda dengan Al-Qur'an suci kepada jalan yang lurus dari
Allah, yang maha kuat pemilik nama-nama yang terpuji, menjawab dan berkata pada
anda: “Wahai sarjana Muslim dan orang-orang mereka, percayakah anda bahwa anda
berhak untuk belomba-lomba dengan Rasulullah Muhammad SAW, mengenai anda akan
lebih dekat dan lebih dicintai oleh Allah? Jawaban anda sudah terlihat : anda
akan menjawab: “berhati-hatilah anda Nasser Muhammad Al-Yamani! Apakah anda
tahu bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah kekasih Allah dan bahwa dia bahkan
lebih tinggi tingkatannya dari Nabi Ibrahim AS yang Allah ambil sebagai teman
dekat? Dan masing-masing dari mereka yang Allah telah berikan petunjuk masih
tetap berharap mereka akan menjadi hamba yang lebih dekat kepada Allah. Tapi
malah mengikuti petunjuk mereka, anda mencari shafaat dari mereka di samping
Allah. Allah berkata:
قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن
دُونِهِ فَلَا يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلَا تَحْوِيلًا [١٧:٥٦]
Katakanlah:
"Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka
tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak
pula memindahkannya".
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ
يَبْتَغُونَ إِلَىٰ رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ
رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ ۚ
إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا [١٧:٥٧]
Orang-orang
yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di
antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan
takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus)
ditakuti.
[QS. Al-Israa 17 : 56 - 57]
Catatan penerjemah:
(Wasilah) dalam bahasa Arab adalah
kata benda. Diterjemahkan sebagai (Cara/metode atau Arti) maksudnya (Mereka
mencari cara/metode yang mana mereka akan menjadi dekat kepada Allah) Maksud
(Al-Wasilah) adalah kedudukan tertinggi di Surga yang akan diperoleh oleh
seorang hamba hanya menurut Hadits dari Nabi Muhammad SAW.
Tapi Allah SWT mengajari anda bahwa
tidak ada dari hamba-hamba-Nya yang memiliki hak untuk memberi shafaat di sisi
Allah Tuhan yang disembah. Allah SWT berfirman:
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا
يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَٰؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِندَ
اللَّهِ ۚ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ
بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ [١٠:١٨]
Dan mereka
menyembah selain daripada Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka
dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah
pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu
mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak
(pula) dibumi?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka
mempersekutukan (itu).
[QS. Yunus 10 : 18]
Satu dari banyak pengetahuan sarjana
dari Ummat (negara Islam) ingin menyela saya berkata: “Apakah maksud Allah di
sini adalah mereka orang-orang yang menyembah berhala”. Kemudian saya Imam
penunjuk/Al-Mahdi, menjawab: “Tidakkah anda tahu bahwa menyembah berhala
dimulai dengan membuat patung-patung untuk dihormati hamba-hamba Allah? Jadi
setelah seorang hamba yang benar/taat meninggal, bangsa terdahulu membuat
patung yang identik/mirip dengannya dan kemudian mereka berdo’a padanya dan
meminta darinya karena dia hamba Allah yang dihormati atau seorang nabi yang
dikenal dengan kebaikannya.
Orang-orang terdahulu tahu bahwa orang-orang
baik/sholeh itu terlihat sebelum mereka meninggal tapi alasan untuk membuat
patung itu telah dilupakan dari generasi ke generasi dan orang-orang mulai
menyembahnya. Mereka yang mengambil patung orang yang baik/sholeh sebagai
sekutu kepada Allah, akan dikumpulkan dengan mereka orang-orang baik/sholeh dan
mereka akan mengenal mereka, dan Allah berfirman:
وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ أَشْرَكُوا
شُرَكَاءَهُمْ قَالُوا رَبَّنَا هَٰؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُو
مِن دُونِكَ ۖ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ
الْقَوْلَ إِنَّكُمْ لَكَاذِبُونَ [١٦:٨٦]
Dan apabila
orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka
berkata: "Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami
sembah selain dari Engkau". Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada
mereka: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta".
[QS. An-Nahl 16 : 86]
Itu karena mereka hamba-hamba yang baik/sholeh memerintahkan orang-orang mereka untuk menyembah hanya pada Allah, dan tidak menyekutukan Allah. Dan tidak memerintahkan orang-orang mereka melebih-lebihkan dalam menghormati mereka dan mereka tidak memerintahkan orang-orang mereka untuk tidak berlomba-lomba dengan mereka supaya lebih dekat kepada Allah. Maka Allah akan menanyai Rasul-rasul-Nya dan Nabi-nabi-Nya dan hamba-hamba baik/sholeh-Nya dan berkata:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُونَ
مِن دُونِ اللَّهِ فَيَقُولُ أَأَنتُمْ أَضْلَلْتُمْ عِبَادِي هَٰؤُلَاءِ أَمْ
هُمْ ضَلُّوا السَّبِيلَ [٢٥:١٧]
Dan (ingatlah)
suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah
selain Allah, lalu Allah berkata (kepada yang disembah); "Apakah kamu yang
menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan
(yang benar)?"
[QS. Al-Furqan 25 : 17]
Lagi, satu dari sarjana yang
berpengetahuan ingin menyela saya: “bagaimana bahwa Allah akan menghimpun
Rasul-rasul-Nya dan Nabi-nabi-Nya di dalam api neraka? Bukankah Allah
mengatakan:
احْشُرُوا
الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ [٣٧:٢٢]مِن دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَىٰ
صِرَاطِ الْجَحِيمِ [٣٧:٢٣]
"Kumpulkanlah
bersama
orang-orang yang zalim beserta dan
istri-istri mereka dan
sembahan-sembahan yang mereka sembah(22), selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke
neraka.
[QS. As-Saaffaat 37 : 23]
kemudian saya, Imam penunjuk, Nasser Muhammad Al-Yamani menjawab mereka dan mengatakan: mereka adalah orang-orang yang berbeda yang biasanya menyembah setan-setan di samping Allah dan mereka pikir mereka dibimbing secara baik.
Setan-setan mereka berbohong pada
mereka dan mengatakan: “kami malaikat-malaikat terhormat dari Allah, maka
sembahlah kami maka kami akan menjadi pemberi shafaat kalian dan membuatmu
lebih dekat dengan Tuhan”. Itu bukan untuk para malaikat memerintahkan tiap
orang untuk menyembah mereka di sisi Allah supaya orang-orang lebih dekat
kepada Tuhan mereka. Dan ketika Allah menanyai mereka tentang apa yang mereka
gunakan untuk menyembah? Mereka akan mengatakan mereka menyembah para
malaikatnya dan bahwa para malaikat memerintahkan kami untuk menyembah mereka.
Dan kemudian Allah akan menyanyai para malaikat-Nya sesuai dengan ayat:
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ
يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَٰؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ [٣٤:٤٠]
Dan (ingatlah)
hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah
berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah
kamu?".
[QS. Saba 34 : 40]
قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن
دُونِهِم ۖ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ
الْجِنَّ ۖ أَكْثَرُهُم بِهِم
مُّؤْمِنُونَ [٣٤:٤١]
Malaikat-malaikat
itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka;
bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin
itu".
[QS. Saba 34 : 41]
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ
وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ [٣٧:٢٢]
(kepada
malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta
teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah,
[QS. As-Saaffaat 37 : 22]
مِن دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَىٰ صِرَاطِ
الْجَحِيمِ [٣٧:٢٣]
selain Allah;
maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.
[QS. As-Saaffaat 37 : 23]
Maksud Allah di sini adalah
setan-setan jin. Lihat jawaban para malaikat:
"Apakah
mereka ini dahulu menyembah kamu?".
"Maha Suci
Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah
jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu".
Mereka yang menyekutukan dengan Tuhan adalah berbeda. Sebagian dari mereka menyembah hamba-hamba Allah yang sholeh dan mereka akan masuk neraka karena mereka tidak punya hak melebih-lebihkan dalam menghormati mereka dan memohon pada yang selain Allah di sisi-Nya setelah hamba-hamba yang soleh itu meninggal walaupun mereka tidak memerintahkan untuk melakukan. Orang-orang baik/sholeh itu adalah saksi untuk orang-orangnya sementara mereka tinggal di antara mereka dan Allah mencukupkan sebagai saksi bahwa mereka tidak menyadari bahwa orang-orangnya menyanjung mereka, Allah SWT berfirman:
وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ
نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا مَكَانَكُمْ أَنتُمْ وَشُرَكَاؤُكُمْ ۚ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ ۖ وَقَالَ شُرَكَاؤُهُم مَّا كُنتُمْ
إِيَّانَا تَعْبُدُونَ [١٠:٢٨]
(Ingatlah)
suatu hari (ketika itu). Kami mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Kami
berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan): "Tetaplah kamu
dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu". Lalu Kami pisahkan mereka dan
berkatalah sekutu-sekutu mereka: "Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah
kami.
[QS. Yunus 10 : 28]
فَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا
وَبَيْنَكُمْ إِن كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ [١٠:٢٩]
Dan cukuplah
Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa kami tidak tahu-menahu
tentang penyembahan kamu (kepada kami).
[QS. Yunus 10 : 29]
هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَّا
أَسْلَفَتْ ۚ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ
مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ ۖ وَضَلَّ عَنْهُم
مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ
[١٠:٣٠]
Di tempat itu
(padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah
dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang
sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.
[QS. Yunus 10 : 30]
Tahukah anda arti sebenarnya dari “…dan mereka dikembalikan kepada Allah pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.
Itu adalah bahwa mereka yang
menunggu shafaat dari Nabi Muhammad SAW atau dari orang-orang lain antara
rasul-rasul, nabi-nabi dan orang-orang baik/sholeh akan lenyap (tidak ada
shafaat) dan orang-orang baik/sholeh akan menolak dan menyalahkan keimanan mereka.
Allah SWT berfirman:
……. ۚ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا
يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ [٣٥:١٣]
…….Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah
tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari.
[QS. Faatir 35 : 13]
إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا
دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ ۖ
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ ۚ
وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ [٣٥:١٤]
Jika kamu
menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar,
mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan dihari kiamat mereka akan
mengingkari kemusyirikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu
sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.
[QS. Faatir 35 : 14]
Allah
SWT berfirman:
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ
شُفَعَاءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا
يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ [٣٩:٤٣]
Bahkan mereka
mengambil pemberi syafa'at selain Allah. Katakanlah: "Dan apakah (kamu
mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak
berakal?"
[QS. Az-Zumar 39 : 43]
قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا ۖ لَّهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [٣٩:٤٤]
Katakanlah:
"Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan
langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan"
[QS. Az-Zumar
39 : 44]
Satu dari ulama-ulama ingin menyela Mahdi Al-Muntazhar kebenaran dari Tuhan dan berkata:
“Jangan menyimpang dari garis wahai
Nasser Muhammad Al-Yamani! Mari kita kembali pada pembuktian selanjutnya mengenai
ayat:
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ
شُفَعَاءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا
يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ [٣٩:٤٣]
Sudahkah mereka mengambil pemberi syafa'at selain Allah? Katakanlah: "Dan apakah (kamu mengambilnya juga) bahkan
mereka tidak memiliki suatu kekuatan apapun dan tidak memiliki
pengertian/pegetahuan?"
[QS. Az-Zumar 39 : 43]
قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا ۖ لَّهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [٣٩:٤٤]
Katakanlah:
"Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan
langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan"
[QS. Az-Zumar
39 : 44]
Bagaimana mungkin Allah mengatakan bahwa nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya tidak memiliki pengertian/akal atau pengetahuan dalam ayat tersebut (QS. 39:43)
Kemudian Imam Nasser Muhammad
Al-Yamani Al-Muntazhar menjawab dan berkata: Maha suci Allah, ada apa dengan
anda? Anda tidak ingin mengikuti tapi kata-kata dengan persamaan yang memuat
arti tersembunyi (mutasyabihat) di Al-Qur'an? Tuhan dari semua yang ada adalah
saksi saya bahwa maksud Dia nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya saat berkata: “…bahkan
mereka tidak memiliki suatu kekuatan apapun dan tidak memiliki
pengertian/pegetahuan”
Mungkin semua sarjana umat (negara
islam) sangat marah dengan apa yang dikatakan oleh Imam Al-Muntazhar Nasser
Muhammad Al-Yamani. Bagaimana bisa nabi-nabi dan rasul-rasul Allah yang
dimaksudkan dalam ayat: “…bahkan mereka tidak memiliki suatu kekuatan apapun
dan tidak memiliki pengertian/pegetahuan”
Kemudian Imam Al-Muntazhar yang benar dari Tuhan menjawab dan berkata:
kata-kata ini memiliki persamaan dalam kata (mutasyabihat) yang hanya Allah dan orang-orang dengan pengetahuan yang benar dari kitab mengetahui arti yang sebenarnya. Saya mencari tempat perlindungan kepada Allah dari kelalaian, dan saya tahu dari Allah apa yang anda tidak tahu.
Biarkan saya klarifikasi dengan
sebenarnya dimana arti tersembunyi dalam kata (“…tidak
memiliki….pengertian/pegetahuan”) saya tulis dengan ukuran yg beda.
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ
شُفَعَاءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا
يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ [٣٩:٤٣]
Sudahkah mereka mengambil pemberi syafa'at selain Allah? Katakanlah: "Dan apakah (kamu mengambilnya juga)
bahkan mereka tidak memiliki suatu kekuatan apapun dan tidak memiliki
pengertian/pegetahuan?"
[QS. Az-Zumar 39 : 43]
قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا ۖ لَّهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [٣٩:٤٤]
Katakanlah:
"Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan
langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan"
[QS. Az-Zumar
39 : 44]
Allah tidak
menerangkan nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya juga hamba-hamba-Nya yang
baik/sholeh, yang anda anggap sebagai pemberi shafaat di sisi Allah sebagai
orang-orang yang tidak memiliki pengertian/pengetahuan. Maksud Allah bahwa
mereka tidak menyadari dan tidak memiliki pengetahuan dari rahasia shafaat
karena Dia (Allah) tidak mengajari mereka tentangnya, itu karena shafaat adalah
semua kepada Allah, karena Dia (Allah) maha mengampuni sebagai pemberi shafaat
dari kemarahan-Nya. Allah akan memberikan ijin hanya kepada seorang dari
hamba-hamba-Nya untuk bicara pada Allah, hamba itu adalah seseorang yang sadar
dan mengerti sepenuhnya maksud dari shafaat. Karena itu hamba ini tidak akan
meminta pengampunan dari Allah untuk setiap hamba-hamba-Nya. Itu bukan untuk
setiap hamba-hamba Allah yang menjadi pemberi shafaat, dan jika siapa saja yang
berani menjadi pemberi shafaat di sisi Allah dia akan menjadi orang yang
dimasukkan ke neraka. Saya berlindung pada Allah dari kelalaian, karena saya
tahu bahwa hanya Allah maha pemberi ampunan, jadi bagaimana bisa seseorang
menjadi lebih pemaaf dari Allah? Allah maha suci, maha pengampun, maha tinggi,
maha besar.
Allah maha pengasih dan karena itu mengapa Dia sedih atas orang-orang itu yang mengingkari rasul-rasul-Nya. Dan ketika para rasul-Nya sholat dan memohon pada Allah untuk menghukum orang-orang kafir, itu hak Allah untuk menajwab do’a mereka dan membuat mereka mencapai kemenangan. Sesuai dengan ayat:
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ
آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ [٤٠:٥١]
Sesungguhnya
Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan
dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),
[QS. Al-Ghaafir 40 : 51]
Tapi anda tidak punya pengetahuan bagaimana kesedihan Allah adalah dalam Ketuhanan diri-Nya selama Dia maha mengasihi. Dan kesedihan-Nya dimulai secara langsung setelah menghukum mereka dalam rangka menjawab do’a para rasul-Nya dan orang-orang beriman yang mempercayai mereka. Lihatlah siapa yang didukung Allah dengan kemenangan itu hamba yang dibicarakan pada pengikutnya dan memanggil mereka untuk beriman pada para rasul.
وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلًا أَصْحَابَ
الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ [٣٦:١٣]
Dan buatlah
bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu penduduk suatu negeri ketika utusan-utusan
datang kepada mereka.
إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ
فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُم مُّرْسَلُونَ
[٣٦:١٤]
(yaitu) ketika
Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya;
kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu
berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu".
قَالُوا مَا أَنتُمْ إِلَّا بَشَرٌ
مِّثْلُنَا وَمَا أَنزَلَ الرَّحْمَٰنُ مِن شَيْءٍ إِنْ أَنتُمْ إِلَّا
تَكْذِبُونَ [٣٦:١٥]
Mereka
menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang
Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun, kamu tidak lain hanyalah pendusta
belaka".
قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا
إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ [٣٦:١٦]
Mereka berkata:
"Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus
kepada kamu".
وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ
الْمُبِينُ [٣٦:١٧]
Dan kewajiban
kami tidak lain hanyalah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas".
قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۖ لَئِن لَّمْ تَنتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ
وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ [٣٦:١٨]
Mereka
menjawab: "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesungguhnya
jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan
kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami".
قَالُوا طَائِرُكُم مَّعَكُمْ ۚ أَئِن ذُكِّرْتُم ۚ
بَلْ أَنتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُونَ [٣٦:١٩]
Utusan-utusan
itu berkata: "Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu
diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang
melampui batas".
وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ
يَسْعَىٰ قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ [٣٦:٢٠]
Dan datanglah
dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: "Hai
kaumku, ikutilah utusan-utusan itu".
اتَّبِعُوا مَن لَّا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا
وَهُم مُّهْتَدُونَ [٣٦:٢١]
Ikutilah orang
yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.
وَمَا لِيَ لَا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي
وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [٣٦:٢٢]
Mengapa aku
tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah
kamu (semua) akan dikembalikan?
أَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِ آلِهَةً إِن
يُرِدْنِ الرَّحْمَٰنُ بِضُرٍّ لَّا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا
يُنقِذُونِ [٣٦:٢٣]
Mengapa aku
akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah) Yang Maha Pemurah
menghendaki kemudharatan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi
manfaat sedikitpun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku?
إِنِّي إِذًا لَّفِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ
[٣٦:٢٤]
Sesungguhnya
aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata.
إِنِّي آمَنتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ
[٣٦:٢٥]
Sesungguhnya
aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku.
قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ ۖ قَالَ يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ
[٣٦:٢٦]
Dikatakan
(kepadanya): "Masuklah ke surga". Ia berkata: "Alangkah baiknya
sekiranya kamumku mengetahui.
بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ
[٣٦:٢٧]
Apa yang
menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk
orang-orang yang dimuliakan".
وَمَا أَنزَلْنَا عَلَىٰ قَوْمِهِ مِن
بَعْدِهِ مِن جُندٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ [٣٦:٢٨]
Dan kami tidak
menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukanpun dari langit
dan tidak layak Kami menurunkannya.
إِن كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً
فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ [٣٦:٢٩]
Tidak ada
siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka
semuanya mati.
يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا
كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٣٦:٣٠]
Alangkah
besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun
kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم
مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ [٣٦:٣١]
Tidakkah mereka
mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan,
bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada
mereka.
وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا
مُحْضَرُونَ [٣٦:٣٢]
Dan setiap
mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.
[QS. Yaseen 36 : 13 – 32]
Saya bersumpah demi Allah, tidak ada
Tuhan selain Dia, seakan-akan saya dapat melihat mata dari orang-orang yang
mencintai Allah, dan Allah mencintai mereka, meluap air matanya ketika mereka
sampai pada maksud yang ini sambil membaca dan mereka berkata:
“Alangkah sedihnya atas keridhoan
yang besar dari Allah (Al Naim Al Aazam)! Wahai Tuhan kami, yang maha pemurah,
mengapa engkau ciptakan kami? Bagaimana kami bisa bahagia dan dicintai, maha pengasih, telah sedih? Ketika Dia
berkata:
يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا
كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٣٦:٣٠]
Alangkah
besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun
kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم
مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ [٣٦:٣١]
Tidakkah mereka
mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan,
bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada
mereka.
وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا
مُحْضَرُونَ [٣٦:٣٢]
Dan setiap
mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.
[QS. Yaseen 36 : 30 – 32]
Maha mulia Allah, maha besar, bagaimana manusia berbuat yang diridhoi Allah maksudnya untuk masuk surga! Untuk itukah apa yang Allah ciptakan? untuk kesenangan di surga dan (suami istri) dengan mata lebar penuh kasih sayang, dan daging unggas? Jangan kita minta: hai yang kami cintai, bagaimana kalian? Apakah kalian senang dengan ketuhanan kalian sendiri dengan kemenangan ketika kalian menghancurkan orang-orang kafir dan memberi kami tanah mereka untuk diwarisi? Kemudian Tuhan kami maha pengasih menjawab:
يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٣٦:٣٠]
Alangkah
besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun
kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم
مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ [٣٦:٣١]
Tidakkah mereka
mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan,
bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada
mereka.
وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا
مُحْضَرُونَ [٣٦:٣٢]
Dan setiap
mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.
[QS. Yaseen 36 : 30 – 32]
Kemudian mereka menangis dan
berkata: “mengapa engkau ciptakan kami Tuhan, Tuhan dari semua yang ada? Kami
belum melihat alasan di belakang kami diciptakan, yang Engkau ridhoi, itu
karena Engkau meridhoi cita-cita kami dan tidak hanya diridhoi dengan kami sehingga
kami masuk surga bagi kami diridhoi. Kami bersumpah demi Engkau bahwa kami
tidak akan meridhoi sampai engkau memenuhi keridhoan yang lebih besar dari
keridhoan hidup ini dan kehidupan berikutnya ketika Engkau meridhoi sampai pada
kebesaran-Mu sendiri, tidak ada penderitaan dan tidak ada penyesalan untuk
hamba-hamba-Mu yang tidak adil kepada diri mereka sendiri. Betapa besar
kesedihan kami pada saat melewati dimana Tuhan kami dalam kesedihan melalui
hamba-hamba-Nya yang mengingkari utusan-utusan-Nya dan tidak adil pada diri
mereka sendiri maka Allah menghancurkan mereka dan berkata:
يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ ۚ مَا يَأْتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا
كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ [٣٦:٣٠]
Alangkah
besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasulpun
kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُم
مِّنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ [٣٦:٣١]
Tidakkah mereka
mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan,
bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada
mereka.
وَإِن كُلٌّ لَّمَّا جَمِيعٌ لَّدَيْنَا
مُحْضَرُونَ [٣٦:٣٢]
Dan setiap
mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami.
[QS. Yaseen 36 : 30 – 32]
Satu dari mereka yang tetap tidak menyadari kebenaran dari kebesaran nama Allah (Keridhoan yang terbesar) mungkin ingin menyela saya dan berkata; “Ada apa dengan anda Nasser Muhammad Al-Yamani terus mengulang ayat-ayat ini dalam pernyataan-pernyataan anda?” kemudian Imam Al-Muntazhar menanggapinya dan berkata: “tunggu saudaraku, apakah anda salah satu dari mereka orang-orang yang paling mencintai Allah? Jika anda bukan salah satunya, saya bersumpah atas nama Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, bahwa anda tidak akan diridhoi dalam kerajaan Allah dalam hidup ini tidak juga di kehidupan selanjutnya sampai Allah meridhoi dan tidak sedih, itu hanya jika anda mengharap ridho Allah sebagai tujuan anda bukan cara untuk masuk surga.
Seseorang yang lain mungkin bertanya: “Bagaimana saya tahu bahwa saya mengharap ridho Allah sebagai tujuan saya bukan cara untuk masuk surga?”. Kemudian Imam Al-Muntazhar menjawab: “Lihatlah diri anda; “Bersungguh-sungguhlah kepada Allah dan anda akan diberi petunjuk, apakah anda rela dan senang ketika Allah memasukkan anda ke surga setelah anda mati? Anda akan menemukan bahwa anda akan senang gembira dan senang seperti mereka orang-orang yang Allah ceritakan pada kita sesuai ayat tersebut.
Pikirlah bukan karna mereka yang
terbunuh di jalan Allah sebagai martir. Tidak, mereka hidup dan disajikan
makanan dalam kehadiran Tuhan mereka, mereka bergembira karena Allah telah
menganugerahkan pada mereka rahmat-Nya, kebahagiaan atas keperluan mereka yang belum
bergabung dengan mereka tapi bahwa disana tidak akan ada ketakutan datang pada
mereka tidak pula mereka akan bersedih hati. Mereka bahagia karena mendapat
rahmat dari Allah dan kehormatan-Nya, dan bahwa Allah tidak akan habis
pemberian-Nya pada orang mukmin.
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي
سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا ۚ بَلْ
أَحْيَاءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ [٣:١٦٩]
Janganlah kamu
mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu
hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن
فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ
أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [٣:١٧٠]
Mereka dalam
keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan
mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang
belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ
وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ [٣:١٧١]
Mereka
bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa
Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (Al-Imron:169-171)
Jika anda menemukan bahwa berada di surga akan membuat anda bahagia dan senang maka seharusnya anda tahu bahwa anda membutuhkan ridho Allah sebagai jalan menuju surga seperti mereka hamba-hamba yang mendapatkan penghargaan dari Allah:
Mereka
bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa
Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِن
فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ
أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ [٣:١٧٠]
Mereka dalam
keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan
mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang
belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati.
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ
وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ [٣:١٧١]
Mereka
bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa
Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
[QS. Al-Imron 3 :170-171]
Dan karena mereka mencapai tujuan mereka dan harapan utama mereka berada di surga dan terlindung dari neraka, mereka senang dengan apa yang Allah Telah berikan pada mereka dari karunia-Nya, suka cita demi mereka yang belum bergabung dengan mereka tapi bahwa tidak akan ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tidak akan sedih
Tapi jika cinta anda pada Allah lebih besar dari surga dan semua harta kesenangan maka saya bersumpah demi Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, bahwa anda tidak akan rela ataupun puas sampai sang maha esa yang anda cintai meridhoi sendiri, tidak ada kesedihan, tidak ada kesedihan yang mendalam. Jika anda sudi, maka keridhoan Allah adalah tujuan anda dan itu bukan jalan menuju surga-Nya dan anda tidak akan senang sampai Allah meridhoi dan untuk itu Dia menciptakan anda, untuk menyembah keridhoan-Nya.
Mari kita kembali pada perkataan Allah dalam ayat:
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ
شُفَعَاءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا
يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ[٣٩:٤٣]
Bahkan mereka
mengambil pemberi syafa'at selain Allah. Katakanlah: "Dan apakah (kamu
mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak
berakal?"
[QS. Az-Zumar 39 : 43]
Seperti yang
saya ajarkan pada anda sebelumnya; tidak ada yang tahu maksud dari ayat ini
kecuali Allah dan mereka dengan pengetahuan yang benar dari kitab, dan Imam
Al-Muntazhar adalah satu dari mereka karena Allah mengajari dan memberinya
pengetahuan yang melimpah untuk mengklarifikasi ayat-ayat yang tidak jelas dari
kitab Al-Qur'an (kesamaan ayat). Apa itu tidak jelas disini adalah
hanya satu kata (satu kata frase dalam bahasa Arab yang bergaris bawah):
Apakah mereka telah mengambil
shafaat dari selain Allah? Katakan: meskipun mereka
tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ شُفَعَاءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا يَمْلِكُونَ شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ [٣٩:٤٣]
Bahkan mereka
mengambil pemberi syafa'at selain Allah. Katakanlah: "Dan apakah (kamu
mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak
berakal?"
قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا ۖ لَّهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [٣٩:٤٤]
Katakanlah:
"Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan
langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan"
[QS. Az-Zumar
39: 43-44]
lihatlah pada kata “tidak berakal”. Apa maksud Allah? Saya katakan tidak ada yang lain kecuali kebenaran dari Allah, bahwa yang Allah maksudkan mereka tidak berakal (tidak memiliki pengetahuan) tentang rahasia dari Shafaat itu karena semua Shafaat adalah dari Allah. Dan Allah mengajarkan rahasia ini kepada seseorang yang memberitahukan pada umat tentang kebenaran dari kebesaran nama Allah. Untuk itu Allah akan memberinya izin untuk bicara pada-Nya maka dari itu dia meminta Allah untuk memenuhi keridhoan yang terbesar (Al-Naim Al-Aazam) yaitu keridhoan terbesar dari Allah. Dan itu adalah rahasia shafaat, itu bukan berarti bahwa orang ini akan meminta ampunan untuk yang lain, tapi untuk meminta pada Allah untuk memenuhi keridhoan yang lebih besar daripada surga-Nya sehingga Allah rela/ridho dan maka ampunan-Nya akan menjadi shafaat atas kemarahan-Nya. Untuk itu tidak ada shafaat apapun dari makhluk, bahkan malaikat-malaikat Allah yang terhormat, itu karena mereka tidak tahu tentang rahasia Shafaat sampai Allah memberikan izin pada siapapun yang Dia kehendaki dan meridhoinya. Kemudian kebenaran dari kebesaran nama Allah akan diketahui oleh semua makhluknya yang mana mengapa mereka diciptakan.
Untuk
itu Allah berfirman:
أَمِ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ شُفَعَاءَ ۚ قُلْ أَوَلَوْ كَانُوا لَا يَمْلِكُونَ
شَيْئًا وَلَا يَعْقِلُونَ [٣٩:٤٣]
Bahkan mereka
mengambil pemberi syafa'at selain Allah. Katakanlah: "Dan apakah (kamu
mengambilnya juga) meskipun mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak
berakal?"
قُل لِّلَّهِ الشَّفَاعَةُ جَمِيعًا ۖ لَّهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ [٣٩:٤٤]
Katakanlah:
"Hanya kepunyaan Allah syafa'at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan
langit dan bumi. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan"
[QS. Az-Zumar
39: 43-44]
dan anda akan menemukan kata ini يَعْقِلُونَ(mengerti/sadar)
di banyak ayat-ayat yang lain maksudnya “mengerti dan
berakal”
Allah
berfirman:
أَفَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ
وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ
مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ [٢:٧٥]
Apakah kamu
masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka
mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,
sedang mereka mengetahui?.
[QS. Al-Baqoroh 2 : 75]
Allah berfirman:
وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا
لِلنَّاسِ ۖ وَمَا يَعْقِلُهَا إِلَّا
الْعَالِمُونَ [٢٩:٤٣]
Dan
perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.
[QS. Al-Ankabut 29 : 43]
Itulah apa yang dimaksudkan oleh Allah dengan kata “tidak berakal” adalah bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan tentang rahasia Shafaat itu semua adalah dari Allah untuk mengisi keridhoan terbesar dari Allah karena Allah adalah maha pengampun dan tidak satupun dari hamba-hamba-Nya yang lebih memaafkan dari pada Dia ke arah hamba-hamba-Nya yang tidak adil kepada diri mereka sendiri. Ridho Allah adalah benar dan Dia adalah maha mengampuni. itu hanya ketika hamba yang diizinkan meminta pada Allah untuk mengisi ridho terbesar-Nya, yang mana saat Allah ridho atas nama kebesaran diri-Nya, bahwa Shafaat akan memenuhi. Sesuai dengan ayat:
وَكَم مِّن مَّلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِن بَعْدِ أَن يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَن يَشَاءُ وَيَرْضَىٰ [٥٣:٢٦]
Dan berapa
banyaknya malaikat di langit, syafa'at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali
sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya).
Damai dan berkah atas Rasulullah,
dan segala puji bagi Allah, Tuhan dari semua yang ada.
Hamba dengan keridhoan yang besar,
saudara dari semua manusia dari Adam dan Hawa
Imam
Pembimbing,
Nasser
Muhammad Al-Yamani
No comments:
Post a Comment